Selasa, 10 November 2015

Terapi Farmakologi pada Penyakit TBC (Tuberkulosis)


TBC adalah penyakit menular yg menimbulkan kelainan di paru dan bermacam organ tubuh lain yg disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, M africanum, M, bovis

Kuman Mycobacterium Tuberkulosis:
1.    Bentuk batang
2.    Tahan asam (BTA: basil tahan asam)
3.    Cepat mati pada sinar matahari langsung, tahan hidup beberapa jam di tempat gelap
4.    Penularan: dari dahak penderita BTA positif lewat batuk yang mengeluarkan kuman btk droplet.
5.    Setelah kuman masuk lewat pernafasan, menyebar dari paru ke bagian tubuh lain lewat peredaran darah, sal limpe, sal nafas dan penyebaran langsung.

Diagnosis TBC
Gejala Respiratorik
a.    Batuk > 3 minggu
b.    Nyeri dada
c.     Batuk darah
d.    Sesak nafas

Gejala Sistemik
a.    Demam
b.    Malaise
c.     Keringat malam
d.    Anoreksia
e.    Berat badan turun

Pengobatan  Tuberkulosis
Ada 2 fase: fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bln)
1.    Obat utama: Rifampisin (R), isoniasid (H), pirasinamid (Z), Streptomisin (S) & etambutol (E)
2.    Obat tambahan: kanamisin, kuinolon, makrolid, amok+asam klavulanat

Resistensi obat
Penyebab:
1.    Pemakaian obat tunggal
2.    Penggunaan panduan yg tidak memadai (jumlah, jenis obat)
3.    Fenomena addition sindrom.
4.    Penggunaan obat kombinasi yg pencampurannya tdk dilakukan dg baik
5.    Penggunaan obat yg tidak teratur
6.    Penggunaan obat yg tdk kontinyu (putus obat, minum obat bila parah saja, jenis berganti)

Efek samping obat tuberkulosis
STREPTOMISIN: demam, kelainan kulit, tuli, gangguan keseimbangan vertigo
INH: neuropaty perifer (kesemutan, rasa terbakar di kaki), ikterus, kelainan kulit, demam, mual
ETAMBUTOL: neuritis retrobulber (gangguan penglihatan), demam, kelainan kulit
RIFAMPISIN: sindroma flu, anoreksia, mual, muntah, diare, demam, kelainan kulit, kelainan faal hati
PIRAZINAMID: nyeri sendi (hiperuricemia), mual, mutah,kelainan kulit

0 komentar:

Posting Komentar