Senin, 16 November 2015

Interaksi Obat


Perubahan suatu efek farmakologi obat yang dipengaruhi oleh obat lain, disebabkan karena adanya dua atau lebih obat yang diberikan secara bersamaan menghasilkan efek yang berbeda dibandingkan efek obat secara sendiri-sendiri.

1.    Obat presipitan : obat yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi
2.    Obat objek : obat yang aksinya dipengaruhi oleh obat presipitan.

OBAT PRESIPITAN
1) Obat yang memiliki ikatan obat-protein kuat (obat yang memiliki ikatan obat protein kuat akan mendesak obat objek yang terikat lemah dengan protein)
           Contoh : aspirin, fenilbutazon, sulfonamid 
      2)   Obat-obat yang menstimulasi atau menginhibisi metabolisme obat lain
          a. Contoh obat yang menstimulasi metabolisme obat lain : antikonvulsan (fenitoin, karbamazepin,  
               dan  fenobarbital), rifampisin, diklorfenazon, griseovulfin.    
           b. Contoh obat yang menginhibisi metabolisme obat lain : allupurinol, kloramfenikol, simetidin, 
               metronidazol, ketokonazol, fenilbutazon, azoprazone, sulpirazone, siprofloksasin.
            3)    Obat- obat yang mempengaruhi fungsi renal dan kliren ginjal dari obat objek
      Contoh : diuretik dan probenesid

OBAT OBJEK
1.  Obat yang memiliki kurva dosis respon curam (dengan perubahan dosis yang kecil mengakibatkan perubahan efek terapi yang besar terutama bila menyebabkan penurunan efikasi dari obat objek).
2. Obat yang memiliki rasio efek toksik dengan indeks terapi yang sempit, contoh : antikoagulan kumarin, teofilin, fenitoin, digoksin, tolbutamid/antidiabetik oral lainnya, antihipertensi, obat sitotoksika, imunosupresan, kontrasepsi oral, antibiotika aminoglikosida.

INTERAKSI OBAT YANG MENGUNTUNGKAN
a.  Penisilin dengan probenesid; probenesid menghambat sekresi penisilin di tubuli ginjal sehingga meningkatkan kadar penisilin dalam plasma dan dengan demikian meningkatkan efektivitas
b. Metoklopramid dengan parasetamol; metoklopramid meningkatkan pengosongan lambung sehingga akan mempercepat absorpsi analgesik
c. Pada gagal jantung pengurangan aliran plasma pada ginjal dan perubahan tingkat aldosteron memulai terjadi retensi terhadap garam dan air, maka diuretik dan digitalis biasanya diberikan secara bersamaan

INTERAKSI OBAT YANG MERUGIKAN
a.    Kombinasi INH dan rifampisin dapat menyebabkanpeningkatan hepatotoksik
b.  Kombinasi eritromisin dan teofilin menyebabkan peningkatan kadar dan toksisitas teofilin, serta penurunan kadar eritromisin
c     Kombinasi asam valproat dan fenitoin menyebabkan efek fenitoin meningkat sedangkan efek asam valproat berkurang juga terjadi toksisitas fenitoin
d. Kombinasi antara aminofilin dan eritromisin menyebabkan peningkatan kadar dan toksisitas aminofilin, serta penurunan kadar eritromisin

HASIL KLINIK INTERAKSI OBAT BISA BERWUJUD :
a. Antagonisme (1+1<2) adalah kegiatan obat pertama dikurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat kedua yang memiliki khasiat farmakologis yang bertentangan, contoh : adrenalin dan histamin.
b.    Sinergisme (1+1>2) adalah kerjasama antara dua obat dan dikenal ada dua jenis, yaitu :
     1. Adisi (sumasi) : efek kombinasi sama dengan jumlah kegiatan masing-masing obat (1+1=2),  
         contoh : asetosal dan parasetamol
    2. Potensiasi (mempertinggi potensi) : kegiatan obat diperkuat oleh obat kedua (1+1>2), 
        contoh :  estrogen dan progesteron, sulfametoksazol dan trimetoprim, asetosal dan kodein, 
        analgetika dan klorpromazin, benzodiazepin atau meprobamat dan alkohol, penghambat MAO 
        dan Amfetamin.

Idiosinkrasi adalah peristiwa suatu obat memberikan efek yang secara kualitatif total berlainan dari efek normalnya., contoh : anemia hemolitik setelah pengobatan malaria dengan primaquin , pengobatan dengan neuroleptika untuk penenang justru pasien memperlihatkan reaksi yang bertentangan dan menjadi gelisah serta cemas.

Kelompok pasien yang sering mengalami interaksi obat :
a.    Usia lanjut
b.    Pasien dengan penyakit kronis
c.     Pasien yang mendapat prosedur pembedahan yang komplek
d.    Pasien yang sering gangguan fungsi organ

0 komentar:

Posting Komentar